Kriiiiiiiiiiiiiiiing, dering telepon kantor Mitun. Ia bergegas menerima.
"Selamat siang. Di sini kantor makelar perkara Rokim & Partners," sapa Mitun, si sekretaris.
"Siang! Mbak,... saya minta nomer telepon kantor ini! Cepat ya!" bentak orang yang sedang menelepon kantor Mitun itu. Suaranya galak.
"Maaf Pak, ini yang sedang Bapak hubungi adalah nomor telepon kantor kami," jawab Mitun dengan sopan nan lembut.
"Saya bilang, saya minta nomer telepon kantor ini! Kamu nggak tahu saya ini Hong Kong Blok, customer nomer satu di kantor ini!... Cepat! Aku mau nomer telepon kantormu!" bentak Pak Hong Kong Blok semakin terdengar galak.
Akhirnya, daripada ramai, Mitun menuruti. "Yang waras ngalah," gumam Mitun.
"Mohon dicatat Pak,... ini nomernya: 593xxxx.... ," kata Mitun tetap sopan. Maklum, Hong Kong Blok itu memang klien kaya di kantor Mitun.
"Nah... ini yang aku maksud. Sebentar lagi aku telepon Mbak Mitun. Ada yang penting nih!" kata Pak Hong Kong Blok dengan tetap ketus.
Mitun meletakkan gagang teleponnya. Sebentar kemudian telepon itu berdering lagi.
"Selamat siang!" sapa Mitun.
"Siang! Nah, ini nomer telepon kantor yang aku maksudkan..... Ini baru benar.... Saya mau bicara sama Pak Rokim. Mana orangnya? Kasus saya kok nggak jalan. Katanya kalau biaya hakimnya sudah dibayar akan cepat beres......." dst.... Hong Kong Blok marah-marah, ngomel-ngomel.
Mitun ya jengkel, ya pengin tertawa. Ternyata orang goblok juga bisa kaya.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar